portaldetik.net membahas berita terkini, terupdate dari kriminal, olahraga,artis, politik, dan lainnya
Berita  

Ancaman Kemenkominfo terhadap Tindakan terhadap Akun Sosmed yang Menyebar Hoaks dan Mendorong Boikot Produk Yahudi

Ancaman Kemenkominfo terhadap Tindakan terhadap Akun Sosmed yang Menyebar Hoaks dan Mendorong Boikot Produk Yahudi

Selasa, 31 Oktober 2023 – 07:35 WIB

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunkiasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong. Foto: Dedi Sofian

jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG – Pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap akun-akun di media sosial yang menyebarkan hoaks terkait produk yang diduga terkait dengan Yahudi. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan meminta agar akses ke akun penyebar hoaks ditutup.

“Jika sudah pasti itu hoaks, kami akan meminta platform untuk menurunkan kontennya,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Usman Kansong, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip pada Selasa (31/10).

Usman melanjutkan, pemerintah akan mengidentifikasi akun yang menyebarkan konten tersebut. Jika akun tersebut teridentifikasi sebagai pelaku yang dengan sengaja menyebarkan berita palsu atau ujaran kebencian, pemerintah akan meminta platform media sosial untuk memblokir akun tersebut.

Menurut Usman, kebijakan ini juga berlaku bagi buzzer dan influncer yang sering menyebarkan berita palsu. Usman menjelaskan bahwa ajakan boikot terhadap produk tertentu sering muncul ketika konflik di Palestina-Israel sedang memanas. Ajakan boikot baru akan mereda ketika konflik mulai mereda.

Namun, di tengah kondisi tersebut, ada beberapa pihak yang dengan sengaja menyebarkan hoaks bahwa produk tertentu terafiliasi dengan Israel. Padahal, produk tersebut merupakan hasil produksi anak bangsa. Ajakan boikot tersebut juga disertai dengan saran untuk membeli produk lain yang merupakan pesaing dari produk tersebut.

Usman menyatakan bahwa saat ini pemerintah memiliki tiga mekanisme pemantauan. Pertama, menggunakan kecerdasan buatan yang disebut automatic identification system (AIS) untuk mencari informasi palsu yang ada di media sosial atau dunia maya secara otomatis.

Kedua, patroli siber yang melibatkan sumber daya manusia yang bekerja dalam tim selama 24 jam untuk memantau media sosial. Ketiga, melibatkan pelaporan masyarakat.

“Dengan tiga mekanisme tersebut, kami akan mengidentifikasi dan mempelajarinya. Jika terbukti hoaks atau ujaran kebencian, kami akan meminta platform untuk menurunkannya,” ujarnya.

Pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap akun-akun di media sosial yang menyebarkan hoaks terkait produk yang diduga terkait dengan Yahudi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News

Exit mobile version