Bripka Rohmad memohon kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya hingga pensiun dan menegaskan bahwa tidak pernah ada niatannya untuk melukai atau bahkan merenggut nyawa seseorang. Dengan penuh pengharapan, dia menyatakan bahwa jiwa Tribrata adalah untuk melindungi, melayani, dan membantu masyarakat dengan tulus.
Pada suatu hari yang penuh emosi, Bripka Rohmad merasa terpukul saat melihat kendaraan taktisnya diterjang oleh gas air mata, batu, dan petasan pada 28 Agustus yang lalu. Mobil tersebut tanpa sengaja melindas Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring yang akhirnya meninggal dunia. Bripka Rohmad dengan jujur mengakui bahwa dia hanya menjalankan perintah atasan saat kejadian itu terjadi.












