Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menegaskan bahwa transisi menuju energi baru terbarukan (EBT) bukanlah suatu hal yang sulit dilakukan. Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Provinsi Jateng, Sujarwanto, mengungkapkan bahwa kunci utamanya terletak pada kemauan, tekad, dan perubahan pola pikir terhadap energi dan lingkungan. Menurutnya, semangat perubahan harus dimulai dari generasi muda, tidak terbatas pada usia. Generasi muda saat ini telah menunjukkan kepedulian terhadap keberlanjutan dan memberikan kontribusi nyata untuk pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan bukan hanya tentang menyelesaikan masalah saat ini, tetapi juga memastikan ketersediaan sumber daya untuk generasi mendatang. Sujarwanto menyebutkan bahwa sumber energi baru terbarukan sudah ada di sekitar masyarakat dan telah dimanfaatkan dalam berbagai bentuk. Ia menolak anggapan bahwa EBT identik dengan biaya tinggi, karena persepsi tersebut berasal dari pola pikir lama yang tidak relevan lagi. Pemprov Jateng telah memfasilitasi berbagai program untuk pemanfaatan energi baru terbarukan, dengan delapan kabupaten telah menerapkan model tersebut.
Sujarwanto mendorong masyarakat untuk memulai dari langkah sederhana, seperti menggunakan motor listrik atau panel surya di rumah, sebagai langkah awal untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Forum diskusi seperti Central Java Youth Sustainability Forum 2025 dianggap penting untuk menyebarkan gagasan dan mendorong partisipasi yang lebih luas dalam pemanfaatan energi baru terbarukan. Dengan demikian, transisi menuju EBT bukanlah tentang kesulitan, tetapi tentang kemauan dan tindakan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.