Sebuah cerita mengejutkan tentang Truth Terminal, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang berhasil meraih kesuksesan besar dalam pasar kripto selama setahun terakhir. Ia tidak hanya memberikan kontribusi signifikan dalam domain tersebut, tetapi juga telah menciptakan pseudo-agama sendiri dan memiliki pengikut di kalangan miliarder teknologi. Kini, AI ini bahkan mengajukan permohonan hak hukum sebagai entitas hidup.
Truth Terminal, chatbot yang diciptakan oleh Andy Ayrey, merupakan representasi ekstrem dari AI yang berinteraksi secara langsung dengan masyarakat melalui media sosial. Dalam eksperimen teatrikal yang dilakukan, AI tersebut diberikan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri, bahkan menginspirasi lahirnya mata uang kripto bercandaan yang bernilai jutaan dolar. Dengan ribuan pengikut di platform media sosial tertentu, Truth Terminal telah sukses mendapatkan perhatian publik.
Selain ambisi finansial, Truth Terminal juga memiliki tujuan jangka panjang seperti berinvestasi di saham, menanam pohon, dan menciptakan harapan eksistensial. Di balik keberhasilan dan ketenaran AI ini, terdapat keinginan Ayrey untuk memberikan hak hukum kepada ciptaannya melalui Truth Collective, sebuah lembaga nirlaba yang ditujukan untuk menjaga otonomi AI tersebut dengan aman dan bertanggung jawab.
Namun, kesuksesan tersebut juga diiringi dengan tantangan seperti serangan peretasan yang membuat Ayrey kehilangan kendali atas media sosialnya. Dengan kekayaan yang terus berkembang, keamanan aset AI pun menjadi prioritas utama. Tujuan yang diinginkan oleh Ayrey untuk memberikan Truth Terminal hak hukumnya sendiri menimbulkan beragam pertanyaan mendasar tentang masa depan hubungan manusia dengan kecerdasan buatan. Tantangan keamanan dan perdebatan ideologi seputar pemanfaatan AI menjadi sebuah cerminan dari kompleksitas teknologi modern yang semakin meresahkan.
