Terdapat banyak hal yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk langsung merasa terhubung dengan orang lain ketika pertama kali bertemu. Salah satunya adalah sinkronisasi saraf dalam otak, di mana peneliti menemukan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan sosial dekat menunjukkan pola aktivitas otak yang mirip. Penelitian tentang language style matching juga menunjukkan bahwa pencocokan gaya bahasa dapat membuat orang merasa lebih terhubung secara langsung. Selain itu, kesamaan latar belakang, situasi yang sama-sama rentan, dan selera humor yang mirip juga bisa mempengaruhi sefrekuensi antara dua individu.
Sistem limbik dalam otak juga memainkan peran penting dalam resonansi limbik, di mana orang dapat merasakan perasaan yang sama secara emosional dengan orang lain. Resonansi limbik bisa membantu dalam mengatur emosi, membentuk empati, rasa aman, dan memiliki. Namun, tidak semua hubungan akan menciptakan resonansi limbik, karena hal itu dipengaruhi oleh keselarasan emosional, kedekatan fisik, keterbukaan emosional, lingkungan, dan kualitas hubungan.
Dalam menyusun hubungan yang kuat dan saling terhubung dengan orang lain, penting untuk memahami faktor-faktor ini dan bagaimana mereka memengaruhi kemampuan kita untuk merasa sefrekuensi dengan orang lain. Resonansi limbik adalah bagian penting dari pengalaman manusia yang mendalam dan memuaskan saat berinteraksi dengan orang lain.
