Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat di Jawa Barat, termasuk Bandung Raya, tentang potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 1-5 November 2025. Hujan dengan intensitas yang bervariasi, mulai dari ringan hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang diprediksi akan melanda sejumlah wilayah dari siang hingga malam hari.
Menurut Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor global dan regional yang memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah barat Indonesia. Salah satunya adalah aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di kawasan maritim Indonesia, serta suhu permukaan laut yang hangat di sekitar Jawa Barat, yang berkontribusi pada peningkatan curah hujan.
Selain MJO, indeks Indian Ocean Dipole (IOD) yang berada pada angka -1,61 juga memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah barat Indonesia. Perubahan pola angin dari timur ke barat juga menjadi tanda berakhirnya pengaruh Monsun Australia dan dimulainya kedatangan Monsun Asia.
BMKG mencatat bahwa suhu udara di Bandung Raya berkisar antara 20–33°C dengan kelembapan 50–90 persen, sementara kecepatan angin umumnya berkisar antara 5–18 km/jam dari arah tenggara. Meskipun cuaca cenderung cerah berawan di pagi hari, potensi hujan deras disertai petir meningkat pada siang hingga malam hari.
Kondisi atmosfer yang berubah dengan cepat menuntut kewaspadaan dari masyarakat, terutama menghadapi potensi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir, longsor, dan pohon tumbang. Teguh juga menyarankan agar masyarakat tetap mengikuti perkembangan cuaca melalui informasi resmi yang dikeluarkan oleh BMKG.
