Para aktivis dan korban penculikan mengadakan pertemuan di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Kamis tanggal 28 Desember 2023. Mereka menyampaikan sikap mereka dan juga mengingatkan betapa kejamnya Prabowo Subianto pada tahun 1998 ketika rezim Orde Baru runtuh.
Korban penculikan tahun 1998, Petrus Hariyanto, mengatakan bahwa pikiran generasi Z dan milenial telah diracuni oleh Prabowo Subianto dan pendukungnya, yang seolah-olah tidak bersalah dalam penculikan aktivis 98. Menurutnya, Prabowo dan pendukungnya telah memanipulasi sejarah masa lalu, salah satunya dengan menciptakan ungkapan gemoy.
Petrus menilai bahwa cara memanipulasi sejarah tersebut dilakukan dengan memasukkan aktivis 98 Budiman Sudjatmiko dan sejumlah Anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) seperti Wiranto, Agum Gumelar, dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Dia juga menjelaskan bahwa anggota DKP tersebut, yaitu Wiranto, Agum Gumelar, dan Susilo Bambang Yudhoyono, saat itu mengadili Prabowo. Namun, ketiganya kini justru mendukung Prabowo.
Petrus menyatakan bahwa generasi Z dan milenial saat ini tidak merasakan nuansa pelanggaran HAM berat masa lalu, karena pendukung Prabowo ingin menghapus dosa-dosa sekaligus memanipulasi sejarah bahwa Prabowo tidak melakukan pelanggaran HAM berat.
Menurutnya, semua gerakan tersebut adalah manuver politik yang sifatnya transaksional, dan oleh karena itu, pemikiran generasi Z saat ini telah diracuni sehingga seolah-olah penculikan aktivis 98 merupakan hal yang biasa.
Korban penculikan 1998, Petrus Hariyanto mengatakan pikiran generasi Z maupun milenial telah diracuni.
Silahkan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News