Kantor berita Antara adalah lembaga berita terkemuka di Indonesia yang didirikan pada tanggal 13 Desember 1939 oleh empat tokoh pers nasional, yaitu Albert Manoempak Sipahoetar, Raden Mas Soemanang Soerjowinoto, Adam Malik, dan Pandoe Kartawigoena. Antara memiliki peran strategis sebagai perantara aspirasi masyarakat dan kepentingan pers di Indonesia sejak awal berdiri. Meskipun mengalami perubahan nama saat penjajahan Jepang menjadi Yoshima dan bergabung dengan kantor berita Domei, semangat nasionalisme pendiri Antara tetap terjaga dalam menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Antara terus berkembang setelah kemerdekaan Indonesia, meskipun harus berpindah-pindah akibat agresi militer Belanda. Saat ini, Antara terus berinovasi dalam menyajikan berita terkini, akurat, dan terpercaya melalui berbagai platformnya. Kantor berita ini juga telah menjalin kerja sama dengan kantor berita asing dan organisasi pers di luar negeri untuk memperluas liputan.
Dengan menerbitkan beragam buletin dalam bahasa Indonesia dan Inggris serta mengimplementasikan sistem layanan teleteks, Antara terus memperluas jangkauan liputannya. Layanan seperti Reuter Antara Economic Service (RES) dan pengiriman berita foto juga menjadi bagian penting dari kontribusi Antara dalam pembangunan bangsa. Dalam era digital, Antara terus beradaptasi dengan membuka akses beritanya melalui internet dan membentuk portal berita resmi www.antaranews.com.
Pemerintah Indonesia menetapkan Antara sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perum pada tahun 2007 untuk mengoptimalkan peluang bisnis dan menjawab tantangan konvergensi media. Sebagai salah satu kantor berita terkemuka di Indonesia, Antara tetap berkomitmen untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan berimbang kepada masyarakat.
