Ketua Muhammadiyah Jawa Tengah (Jateng) bernama Tafsir mengungkapkan perhatiannya terhadap tren kartu ucapan Idulfitri yang semakin jarang menyertakan frasa khas “Mohon Maaf Lahir, dan Batin” serta “Minnal Aidin Wal Faizin”. Menurut Tafsir, hilangnya frasa tersebut menunjukkan kemunduran kultural dalam tradisi umat Islam Indonesia. Ucapan tersebut memiliki makna penting dalam konteks perayaan Idulfitri, di mana Ramadan adalah momen penyucian dosa terhadap Allah dan bulan Syawal adalah kesempatan untuk memaafkan sesama manusia. Tafsir juga menyoroti pentingnya budaya halal bihalal sebagai bagian dari tradisi yang telah berakar dalam masyarakat Indonesia, di mana meminta maaf dan saling memaafkan bukan hanya sebagai ritual keagamaan tetapi juga praktik sosial yang mencerminkan pluralisme dan multikulturalisme. Dia juga menekankan bahwa perayaan Idulfitri seharusnya tidak menjadi ajang konsumsi berlebihan atau hedonisme, melainkan tetap berlandaskan pada keseimbangan antara dunia dan akhirat. Menurut Tafsir, penting bagi umat Islam untuk merayakan Idulfitri dengan fitrah, tanpa kemewahan berlebihan atau maksiat, dan menjaga keseimbangan antara kebahagiaan dunia serta akhirat.
Kritik Muhammadiyah terhadap Kartu Lebaran Tanpa Ucapan Maaf

Read Also
Recommendation for You

Tim LNHAM telah berhasil memetakan tujuh ruang lingkup investigasi terkait tragedi kerusuhan yang terjadi pada…

Evakuasi korban yang terjebak, khususnya anak-anak, merupakan tugas yang membutuhkan kehati-hatian ekstra. DPKP Kota Depok…

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memberikan kuliah umum di hadapan 8.000 santri Pondok Pesantren…

Sejumlah diaspora Indonesia di Amerika Serikat meriahkan kedatangan Presiden Prabowo Subianto di New York pada…

Presiden Prabowo Subianto telah tiba di New York, Amerika Serikat untuk menghadiri Sidang Majelis Umum…