Ayah mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Erza Walewangko mengungkapkan detail kejadian tragis yang menimpa anaknya. Menurut ayahnya, sejumlah mahasiswa lain, termasuk Thomas, Gery, dan Delon, terlibat dalam insiden tersebut. Mereka diduga memukul Kenzha hingga jatuh bersama dengan pagar besi yang roboh.
Selain itu, Happy, ayah dari Kenzha, merasa ada kejanggalan dalam penanganan kasus kematian anaknya oleh Polres Metro Jakarta Timur. Awalnya, laporan polisi menyebutkan adanya pengeroyokan atau penganiayaan, namun kemudian berubah menjadi kecelakaan akibat minuman keras. Keluarga merasa tidak puas dengan proses penyelidikan yang dilakukan.
Pada hari kejadian, sejumlah mahasiswa, termasuk Kenzha, berkumpul di area payungan kampus UKI sambil mengonsumsi minuman beralkohol. Keberisikan pun terjadi di sekitar area tersebut, di mana Kenzha dalam keadaan mabuk dan mulai berteriak-teriak. Beberapa teman berusaha membawa Kenzha keluar dari area kampus untuk menghindari keributan.
Usai insiden itu, Kenzha dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis dan pada pukul 21.30 dia dinyatakan meninggal dunia. Happy juga menyebut adanya pelanggaran di UKI terkait tidak sterilnya kawasan kampus dari minuman beralkohol. Dia menekankan perlunya evaluasi serius terhadap tanggung jawab kampus dan pengamanan internal terkait kasus ini.
Dokter Forensik RS Polri juga menemukan adanya alkohol dalam tubuh Kenzha dengan kadar yang tinggi. Meskipun alkohol tidak menjadi penyebab langsung kematian, namun kontribusinya terhadap situasi tragedi tersebut tidak dapat diabaikan. Semua temuan tersebut menjadi fakta penting dalam mengungkap kebenaran di balik kematian Kenzha.