Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com
jpnn.com – Istilah “perusuh” hampir saja menjadi masalah bagi Disway ketika Inneke memesan tempat di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta.
Kata ‘perusuh’ membuat manajemen Candi Prambanan khawatir: keselamatan candi warisan budaya dunia itu bisa terancam.
Inneke harus menjelaskan riwayat lahirnya istilah “perusuh” di media ini.
Clear. I Gusti Putu Ngurah Sedana, purnawirawan TNI-AL yang jadi general manager Candi Prambanan pun ikut perayaan Disway: mulai pukul 05.00. Sabtu pagi kemarin.
Pesertanya: 40 perusuh Disway, 180 anggota senam Disway dari Surabaya, 50 orang paguyuban senam Yogya Minomartani, awak Harian Disway, dan Pak Putu beserta stafnya.
Inilah acara Disway terbaik: keindahan lokasinya maupun pengaturan acaranya. Tidak ada isu hujan badai. Tidak ada ular berbisa. Tidak ada pocong.
Justru ada keunikan: para perusuh datang ke Candi Prambanan dijemput dengan kereta kelinci –odong-odong. Hotel tempat mereka bermalam memang hanya tiga kilometer dari lokasi senam.
Selesai sport dance acara dibagi dua. Perusuh Disway memisahkan diri dari peserta senam. Perusuh masih punya satu agenda lagi: pleno kedua. Di bawah pohon.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News