Rabu, 20 Desember 2023 – 15:31 WIB
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan memaparkan visi misi agromaritim pasangan AMIN dalam Food and Agriculture Summit III di IPB Bogor, Senin (18/12).
Dia mengatakan bahwa cita-cita revolusi itu hanya bisa terwujud dengan mengganti seluruh program dan kebijakan maritim pemerintah sebelumnya.
Anies mengungkapkan, dia ingin berubah dari kebijakan impor pangan yang serampangan dengan tanpa perencanaan yang matang, tanpa strategi jangka panjang, kebijakan jangka pendek, tapi kemudian dijalankan secara repetitif dalam durasi yang panjang, sehingga ia seakan menjadi policy jangka panjang.
“Kita ingin kemandirian pangan. Kemudian dari harga pangan tinggi, menjadi harga pangan terjangkau. Dari nelayan dan petani yang menderita, menjadi petani dan nelayan yang sejahtera,” papar dia.
Anies mengungkapkan, perlu perubahan dari program sektoral tak terintegrasi dan tumpang tindih, menjadi kelembagaan yang kuat, kolaboratif, dan sinergis.
“Dari agromaritim konvensional menjadi agromaritim yang berkelanjutan. Hampir semua desa nelayan adalah desa yang miskin. Kalau di desa, penerima bansos adalah orang yang punya profesi petani, nelayan. Tapi mereka tidak bisa menghidupi dirinya dari profesinya,” ungkap Anies.
Selama ini, ujar Anies, Indonesia memperlakukan kemiskinan sebagai masalah sosial. Karena itu, penanganannya diserahkan kepada Kementerian Sosial.
“Di sisi lain, kalau kita selesaikan sebagai masalah ekonomi, maka kebijakan tata niaganya diperbaiki, sehingga pelaku-pelaku ekonomi yang pendapatannya kurang mereka bisa meningkat. Sehingga mereka tidak terus menjadi penerima bansos. Ini pendekatannya berbeda. Mau kita lihat sebagai masalah sosial atau masalah ekonomi,” ucapnya. (jpnn)
Anies mengungkapkan, perlu perubahan dari program sektoral tak terintegrasi dan tumpang tindih, menjadi kelembagaan yang kuat, kolaboratif, dan sinergis.
Redaktur: M. Adil Syarif
Reporter: JPNN.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News