portaldetik.net membahas berita terkini, terupdate dari kriminal, olahraga,artis, politik, dan lainnya
Berita  

Jukir di Surabaya Enggan Menerapkan Pembayaran QRIS karena Alasan Pendapatan Berkurang

Jukir di Surabaya Enggan Menerapkan Pembayaran QRIS karena Alasan Pendapatan Berkurang

Dishub menerapkan sistem pembayaran parkir baru melalui QRIS. Foto: Ardini Pramitha/JPNN.com

jatim.jpnn.com, SURABAYA – Penerapan pembayaran parkir melalui QRIS di Surabaya belum berjalan mulus karena mendapat penolakan dari sejumlah juru parkir atau jukir. Salah satunya di Jalan Tunjungan.

Salah satu jukir di Jalan Tunjungan bernama Faisal (24) mengatakan kebijakan dari Pemkot Surabaya terkait pembayaran parkir menggunakan QRIS dapat mengurangi pendapatannya sehari-hari.

“Misalnya, saya dapat Rp200 ribu. Kemudian sistem pembagian 35 persen maka saya hanya dapat Rp60 ribu,” ujar Faisal, Rabu (10/1).

Dia mengaku dalam sehari bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp150 ribu dengan jam kerja mulai pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB.

“Wajib setor Rp 40 ribu, baik ramai atau sepi. Kalau ramai dapat Rp200 ribu. Dari dishub diberi 16 karcis. Untuk mobil tarifnya Rp5 ribu, motor Rp2 ribu,” katanya.

Faisal yakin penerapan QRIS akan disepakati bersama teman-temannya asalkan persentase pembagian hasil yang diberikan jukir lebih besar.

“Besarannya 60 persen masuk ke jukir. Kalau kurang dari itu tetap ada penolakan dari jukir lain,” tuturnya.

Kepala UPTD Parkir Dishub Surabaya Jeane Taroreh menjelaskan kebijakan pembayaran parkir menggunakan QRIS masih dirapatkan lagi guna menentukan sosialisasi lebih lanjut.

Pembayaran parkir dengan QRIS mendapat penolakan dari jukir di Surabaya dengan alasan pendapatannya berkurang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News

Terbit Kamis, 11 Januari 2024 – 10:05 WIB

Gambar: https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2024/01/10/dishub-terapkan-sistem-baru-pembayaran-parkir-lewat-qris-fot-nafo.jpg