Rabu, 03 Juli 2024 – 13:57 WIB
Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS) Arman Salam. Foto: supplied
jpnn.com, BOGOR – Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS) Arman Salam mengatakan para kandidat yang ingin berkontestasi pada Pilkada di Kota Bogor harus mewaspadai dua isu besar negatif yang punya daya rusak terhadap elektabilitas.
Kedua isu itu poligami dan LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Meskipun sampai saat ini belum jelas siapa kandidat yang terindikasi dua isu negatif tadi.
“Setidaknya itulah dua isu yang saat ini kita dengar di sejumlah media online, bahwa ada cawalkot yang terindikasi LGBT dan poligami,” kata Arman kepada media di Kota Bogor, Rabu (3/7).
Sebelumnya, temuan data yang kurang lebih sama pernah disampaikan peneliti LSI Denny JA M. Khotib.
Berdasarkan temuan data survei itu, hampir di seluruh wilayah di Indonesia, mayoritas publik, mulai dari 50 persen sampai 75 persen menolak kandidat yang berpoligami.
Menurut Arman, jika poligami saja yang secara agama dibolehkan ternyata ditolak mayoritas pemilih para calon, apalagi LGBT yang secara agama jelas dilarang.
Arman menjelaskan dari survei yang dilakukan lembaganya, IPS, hasilnya juga sama. Bahkan, terhadap isu LGBT, lebih dari 70 persen menolaknya.
Survei kandidat yang terindikasi LGBT dan poligami di Pilwako Bogor terancam rontok.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News