Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) sedang mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi kelebihan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung. Hal ini sebagai respons terhadap kebijakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang akan menutup 306 TPA di Indonesia yang overload. Kepala DLHK Kota Depok, Abdul Rahman, menjelaskan bahwa setiap daerah harus beralih dari open dumping ke metode pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan.
Dalam surat dari Menteri LHK disebutkan bahwa TPA tidak boleh lagi beroperasi dengan sistem open dumping. Kota Depok saat ini menghasilkan sekitar 1.265 ton sampah per hari, dimana 1.000 ton diantaranya masuk ke TPA Cipayung. Untuk mengurangi beban TPA, Pemkot Depok telah merumuskan langkah-langkah strategis termasuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) di Depok yang bisa mengolah 300 ton sampah per hari. Proyek ini tengah dalam tahap pengerjaan dan diharapkan selesai pada akhir tahun ini.
Selain itu, Pemerintah Kota Depok juga memanfaatkan fasilitas pengolahan sampah di Nambo, Kabupaten Bogor yang dapat meningkatkan kapasitasnya hingga 500 ton per hari. Dengan langkah-langkah ini, Pemkot Depok berupaya untuk menyelesaikan masalah TPA Cipayung yang overload dan akan ditutup dalam waktu lima tahun ke depan.
